Pages

Jumat, 10 Agustus 2012

Contoh Analisis Cerpen


GENGSI KARENA PUISI
Oleh : Nur Ardianzah

Saat pelajaran, Bu Ani memberikan pengumuman kepada siswa kelas Va. Bu Ani adalah wali kelas Va dan sekaligus guru mata pelajaran bahasa indonesia.
“Anak-anak. Mohon perhatiannya ! Ucap Bu Ani sambil berdiri di depan kelas.
“Besok tanggal 15 Agustus akan ada lomba baca puisi antar kelas V, apakah ada yang ingin mengikuti ? Silahkan angkat tangan !” kata Bu Ani dengan penuh semangat. Setelah menungu beberapa saat ada 4 anak yang berminat mengikuti lomba. Lomba tersebut diikuti oleh 4 kelas yaitu kelas Va,Vb, Vc, dan Vd. Setiap kelas wajib megirimkan wakilnya minimal 3 siswa.
“Apakah masih ada yang ingin ikut ?” Tanya Bu Ani. Dari luar kelas terdengar suara dengan kerasnya.
“Saya buk, saya ingin mengikuti lomba itu !” Jawab Andi dengan tergesa-gesa.
“Kamu terlambat lagi Andi !” Tanya Bu Ani dengan wajah marah.
“Saya tadi bangun kesiangan Buk.” Jawab Andi dengan rambut dan pakaian yang tidak rapi.
“Bu Ani sudah sering mendengar alasan itu, kamu tidak boleh terlambat lagi ya !” Ujar Bu Ani dengan lembutnya.
“Makasih Buk, saya berjanji untuk tidak mengulanginya lagi !” Jawab Andi. Bu Ani adalah guru yang baik hati dan disukai murid-muridnya.
Andi adalah salah satu murid yang nakal di kelas Va. Andi sering berbohong dan bertingkah-laku sombong di depan teman-temannya. Akhirnya waktu pulangpun tiba.
“Anak-anak sebelum pulang bagi yang ikut lomba baca puisi, silahkan melihat pengumuman persyaratan lomba di papan pengumuman !” Perintah Bu Ani.
Andi seakan tidak peduli dengan pengumuman itu. Andi adalah anak yang cukup populer di kelasnya. Ia mengikuti perlombaan itu supaya dianggap pandai oleh guru dan temannya. Sebenarnya Andi tidak dapat membawakan puisi dengan baik.
Keesokan harinya saat berangkat sekolah  Andi bertemu dengan Bambang yang berasal dari kelas Vb.
“Di, katanya kamu ikut lomba puisi itu ya ?” Tanya Bambang sambil memegang pundak Andi.
“Ya ikutlah, akukan pernah juara lomba baca puisi tingkat kecamatan tahun lalu .” Jawab Andi dengan sombongnya.
“Kalau begitu ayo kita buktikan siapa yang terbaik dalam lomba besok !” Ujar Bambang.
“Baiklah . . . ! Jangan nangis ya kalau kalah !” Jawab Andi dengan rasa percaya diri yang tinggi. Setelah itu mereka berngkat ke sekolah bersama-sama.
Pada saat istirahat Andi memikirkan perkataannya tadi pagi, Sebenarnya Andi tahu bahwa Bambang pernah mewakili kelas IV untuk lomba baca puisi tahun lalu, walaupun tidak menjadi juara pertama. Tetapi Bambang jauh lebih baik dari Andi yang bahkan belum pernah mengikuti lomba puisi. Ia hanya mementingkan gengsi semata.
Malam hari sebelum perlombaan, Andi merasa tidak percaya diri. Andi yang dikenal pemberani, akhirnya merasa takut dan kawatir dengan perlombaan puisi besok.
“Apa aku besok bolos ya ? Buat surat ijin lalu main game online di warnet.” Ucap Andi dalam hati.
“Tapi bagaimana kalau aku dianggap penakut oleh Bambang.” Ucap Andi dengan bingung.
Sementara itu siswa yang lain yang akan mengikuti lomba besok sedang mempersiapkan diri. Lomba puisi besok harus dilakukan dengan teknik deklamasi. Teknik deklamasi adalah teknik membawakan puisi dengan tanpa teks, dengan gerak tubuh, dan mimik yang tepat.  Andi bahkan tidak mengetahui hal tersebut, Yang ia tahu hanyalah bahwa lomba tersebut adalah lomba baca puisi, dengan puisi yang sudah disediakan panitia.
Akhirnya hari perlombaan tiba, karena terlalu memikirkan perlombaan itu Andi menjadi bangun kesiangan. Dengan tergesa-gesa Andi langsung berangkat sekolah,
“Andi berangkat dulu Bu !” Kata Andi sambil memakai sepatu.
“Kamu tidak sarapan dulu ?” Kata ibu sambil membuat the hangat.
“Tidak usah Bu !” Kata Andi
Perlombaan sudah dimulai ketika Andi tiba di sekolah. Andi medapat giliran maju nomor 9 sedangkan Bambang nomor 8. Andi langsung duduk di kursi yang di sediakan dan melihat Bambang yang sedang mendeklamasikan puisi. Andi sangat bingung, ia bahkan belum hafal puisi yang akan dibawakannya.
“Aduh . . .Gimana nih ! Aku belum hafal naskahnya.” Kata Andi dengan hati yang berdebar-debar.
“Ah … Aku harus tetap mencoba nanti apa kata teman-temanku kalau aku mengundurkan diri.” Ucap Andi dalam hati.
Akhirnya tiba saat Andi naik ke atas panggung dan membawakan puisi. Lalu ia membaca judulnya.
“PAHLAWANKU” Ucap Andi dengan penuh semangat. Baris demi baris ia baca dengan baik. Setelah itu ia tidak mendapat tepuk tangan dari penonton, tetapi malah mendengar ejekan dan tertawaan dari teman-temannya. Andi benar-benar merasa malu. Setelah perlombaan Bu Ani menghampiri Andi.
“Di, penampilan kamu tadi bagus kok ! tatapi kamu tidak boleh membaca naskah, kamu harus mndeklamasikannya !” Ujar Bu Ani sambil menyemangati Andi.
“Andi sudah tahu buk saat melihat Bambang tadi !” Jawab Andi
“Tapi, kenapa kalu tidak mengatakan kepada ibu. Kalau kamu belum siap ?” Tanya Bu Ani.
“Andi sudah terlanjur memberitahu kepada Bambang kalau Andi pernah menang lomba baca puisi tingkat kecamatan, Buk !” Jawab andi dengan raut wajah yang sedih.
“Ya sudah, sebaiknya kamu minta maaf kepada Bambang !” Perintah Bu Ani.
Setelah itu pemenang lombapun diumumkan. Ternyata yang memenangkan lomba adalah Bambang. Dengan berani Andi naik ke atas panggung dan memberi selamat kepada Bambang.
“Selamat ya Bang ! sebenarnya aku tidak bisa membaca puisi, tetap saja kamu yang terbaik.” Kata Andi sambil berjabat tangan dengan Bambang.
“Ya Di tidak apa-apa, lain kali jangan diulangi !” Jawab Bambang sambil tersenyum.
Andipun meminta maaf kepada semua teman-temannya. Andi berjanji untuk merubah sifatnya yang kurang baik.




Analisis Cerpen

Saya sebagai penulis mengakui bahwa cerpen yang saya tulis masih terdapat kesalahan. Kesalahan yang di sengaja maupun yang tidak disengaja. Di sini saya sebagai penulis akan mencoba menganalisis dari cerpen saya, mulai dari kekurangan-kekurangan bahkan sampai kelebihannya. Diantaranya sebagai berikut :

1.      Materi Deklamasi
   Cerpen di atas lebih banyak membahas tentang deklamasi puisi dan penulis sengaja tidak menampilkan materi kesalahan berbahasa , sintaksis, sematik dan materi yang lain itu adalah yang menjadi kelemahan cerpen ini.
2.      Kalimat efektif
   Cerpen di atas banyak yang tidak menggunakan kaliat efektif. Seperti pada kalimat – kalimat yang diucapkan oleh Bu Ani.
3.      Apresiasi puisi
Cerpen di atas juga lebih banyak membahas tentang apresiasi puisi yang sangat berguna bagi para pembaca khususnya siswa SD


Tidak ada komentar:

Posting Komentar