GENGSI KARENA PUISI
Oleh
: Nur Ardianzah
Saat pelajaran, Bu Ani
memberikan pengumuman kepada siswa kelas Va. Bu Ani adalah wali kelas Va dan
sekaligus guru mata pelajaran bahasa indonesia .
“Anak-anak. Mohon
perhatiannya ! Ucap Bu Ani sambil berdiri di depan kelas.
“Besok tanggal 15
Agustus akan ada lomba baca puisi antar kelas V, apakah ada yang ingin
mengikuti ? Silahkan angkat tangan !” kata Bu Ani dengan penuh semangat.
Setelah menungu beberapa saat ada 4 anak yang berminat mengikuti lomba. Lomba
tersebut diikuti oleh 4 kelas yaitu kelas Va,Vb, Vc, dan Vd. Setiap kelas wajib
megirimkan wakilnya minimal 3 siswa.
“Apakah masih ada yang
ingin ikut ?” Tanya Bu Ani. Dari luar kelas terdengar suara dengan kerasnya.
“Saya buk, saya ingin
mengikuti lomba itu !” Jawab Andi dengan tergesa-gesa.
“Kamu terlambat lagi
Andi !” Tanya Bu Ani dengan wajah marah.
“Saya tadi bangun
kesiangan Buk.” Jawab Andi dengan rambut dan pakaian yang tidak rapi.
“Bu Ani sudah sering
mendengar alasan itu, kamu tidak boleh terlambat lagi ya !” Ujar Bu Ani dengan
lembutnya.
“Makasih Buk, saya
berjanji untuk tidak mengulanginya lagi !” Jawab Andi. Bu Ani adalah guru yang
baik hati dan disukai murid-muridnya.
Andi adalah salah satu
murid yang nakal di kelas Va.
Andi sering berbohong dan bertingkah-laku sombong di depan teman-temannya.
Akhirnya waktu pulangpun tiba.
“Anak-anak sebelum
pulang bagi yang ikut lomba baca puisi, silahkan melihat pengumuman persyaratan
lomba di papan pengumuman !” Perintah Bu Ani.
Andi seakan tidak peduli
dengan pengumuman itu. Andi adalah anak yang cukup populer di kelasnya. Ia
mengikuti perlombaan itu supaya dianggap pandai oleh guru dan temannya.
Sebenarnya Andi tidak dapat membawakan puisi dengan baik.
Keesokan harinya saat
berangkat sekolah Andi bertemu dengan Bambang
yang berasal dari kelas Vb.
“Di, katanya kamu ikut
lomba puisi itu ya ?” Tanya Bambang sambil memegang pundak Andi.
“Ya ikutlah, akukan
pernah juara lomba baca puisi tingkat kecamatan tahun lalu .” Jawab Andi dengan
sombongnya.
“Kalau begitu ayo kita
buktikan siapa yang terbaik dalam lomba besok !” Ujar Bambang.
“Baiklah . . . ! Jangan
nangis ya kalau kalah !” Jawab Andi dengan rasa percaya diri yang tinggi.
Setelah itu mereka berngkat ke sekolah bersama-sama.
Pada saat istirahat Andi
memikirkan perkataannya tadi pagi, Sebenarnya Andi tahu bahwa Bambang pernah
mewakili kelas IV untuk lomba baca puisi tahun lalu, walaupun tidak menjadi
juara pertama. Tetapi Bambang jauh lebih baik dari Andi yang bahkan belum
pernah mengikuti lomba puisi. Ia hanya mementingkan gengsi semata.
Malam hari sebelum
perlombaan, Andi merasa tidak percaya diri. Andi yang dikenal pemberani,
akhirnya merasa takut dan kawatir dengan perlombaan puisi besok.
“Apa aku besok bolos ya
? Buat surat
ijin lalu main game online di warnet.” Ucap Andi dalam hati.
“Tapi bagaimana kalau
aku dianggap penakut oleh Bambang.” Ucap Andi dengan bingung.
Sementara itu siswa yang
lain yang akan mengikuti lomba besok sedang mempersiapkan diri. Lomba puisi
besok harus dilakukan dengan teknik deklamasi. Teknik deklamasi adalah teknik
membawakan puisi dengan tanpa teks, dengan gerak tubuh, dan mimik yang tepat. Andi bahkan tidak mengetahui hal tersebut,
Yang ia tahu hanyalah bahwa lomba tersebut adalah lomba baca puisi, dengan
puisi yang sudah disediakan panitia.
Akhirnya hari perlombaan
tiba, karena terlalu memikirkan perlombaan itu Andi menjadi bangun kesiangan.
Dengan tergesa-gesa Andi langsung berangkat sekolah,
“Andi berangkat dulu Bu
!” Kata Andi sambil memakai sepatu.
“Kamu tidak sarapan dulu
?” Kata ibu sambil membuat the hangat.
“Tidak usah Bu !” Kata
Andi
Perlombaan sudah dimulai
ketika Andi tiba di sekolah. Andi medapat giliran maju nomor 9 sedangkan
Bambang nomor 8. Andi langsung duduk di kursi yang di sediakan dan melihat
Bambang yang sedang mendeklamasikan puisi. Andi sangat bingung, ia bahkan belum
hafal puisi yang akan dibawakannya.
“Aduh . . .Gimana nih !
Aku belum hafal naskahnya.” Kata Andi dengan hati yang berdebar-debar.
“Ah … Aku harus tetap
mencoba nanti apa kata teman-temanku kalau aku mengundurkan diri.” Ucap Andi
dalam hati.
Akhirnya tiba saat Andi
naik ke atas panggung dan membawakan puisi. Lalu ia membaca judulnya.
“PAHLAWANKU” Ucap Andi
dengan penuh semangat. Baris demi baris ia baca dengan baik. Setelah itu ia
tidak mendapat tepuk tangan dari penonton, tetapi malah mendengar ejekan dan
tertawaan dari teman-temannya. Andi benar-benar merasa malu. Setelah perlombaan
Bu Ani menghampiri Andi.
“Di, penampilan kamu
tadi bagus kok ! tatapi kamu tidak boleh membaca naskah, kamu harus mndeklamasikannya
!” Ujar Bu Ani sambil menyemangati Andi.
“Andi sudah tahu buk
saat melihat Bambang tadi !” Jawab Andi
“Tapi, kenapa kalu tidak
mengatakan kepada ibu. Kalau kamu belum siap ?” Tanya Bu Ani.
“Andi sudah terlanjur
memberitahu kepada Bambang kalau Andi pernah menang lomba baca puisi tingkat
kecamatan, Buk !” Jawab andi dengan raut wajah yang sedih.
“Ya sudah, sebaiknya
kamu minta maaf kepada Bambang !” Perintah Bu Ani.
Setelah itu pemenang
lombapun diumumkan. Ternyata yang memenangkan lomba adalah Bambang. Dengan
berani Andi naik ke atas panggung dan memberi selamat kepada Bambang.
“Selamat ya Bang !
sebenarnya aku tidak bisa membaca puisi, tetap saja kamu yang terbaik.” Kata
Andi sambil berjabat tangan dengan Bambang.
“Ya Di tidak apa-apa,
lain kali jangan diulangi !” Jawab Bambang sambil tersenyum.
Andipun meminta maaf
kepada semua teman-temannya. Andi berjanji untuk merubah sifatnya yang kurang
baik.
Analisis Cerpen
Saya sebagai penulis mengakui bahwa cerpen yang saya
tulis masih terdapat kesalahan. Kesalahan yang di sengaja maupun yang tidak
disengaja. Di sini saya sebagai penulis akan mencoba menganalisis dari cerpen
saya, mulai dari kekurangan-kekurangan bahkan sampai kelebihannya. Diantaranya
sebagai berikut :
1. Materi
Deklamasi
Cerpen di atas lebih banyak membahas tentang deklamasi puisi dan penulis
sengaja tidak menampilkan materi kesalahan berbahasa , sintaksis, sematik dan
materi yang lain itu adalah yang menjadi kelemahan cerpen ini.
2. Kalimat
efektif
Cerpen di atas banyak yang tidak menggunakan kaliat efektif. Seperti
pada kalimat – kalimat yang diucapkan oleh Bu Ani.
3. Apresiasi
puisi
Cerpen
di atas juga lebih banyak membahas tentang apresiasi puisi yang sangat berguna
bagi para pembaca khususnya siswa SD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar