Pages

Tampilkan postingan dengan label Kajian Bahasa Indonesia SD. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian Bahasa Indonesia SD. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Agustus 2012

Contoh Analisis Cerpen


Saya sebagai penulis mengakui bahwa cerpen yang saya tulis masih terdapat kesalahan. Kesalahan yang di sengaja maupun yang tidak disengaja. Di sini saya sebagai penulis akan mencoba menganalisis dari cerpen saya, mulai dari kekurangan-kekurangan bahkan sampai kelebihannya. Diantaranya sebagai berikut :

1.      Materi Deklamasi
   Cerpen di atas lebih banyak membahas tentang deklamasi puisi dan penulis sengaja tidak menampilkan materi kesalahan berbahasa , sintaksis, sematik dan materi yang lain itu adalah yang menjadi kelemahan cerpen ini.
2.      Kalimat efektif
   Cerpen di atas banyak yang tidak menggunakan kaliat efektif. Seperti pada kalimat – kalimat yang diucapkan oleh Bu Ani.
3.      Apresiasi puisi
Cerpen di atas juga lebih banyak membahas tentang apresiasi puisi yang sangat berguna bagi para pembaca khususnya siswa SD

Deklamsi dan Pementasan Drama


A. DEKLAMASI
1.PENGERTIAN
Deklamasi berasal dari bahasa Latin ( declamare )atau (declaim) yang berarti membaca sesuatu hasil sastera yang berbentuk puisi dengan lagu atau gerak tubuh sebagai alat bantu. Gerak yang dimaksudkan adalah gerak alat bantu yang puitis, yang seirama dengan isi bacaan.
Pada umumnya deklamasi berkaitan erat dengan puisi, akan tetapi membaca sebuah cerpen dengan lagu atau gerak tubuh juga bisa dikatakan mendeklamasi.
2.MAKNA KATA DEKLAMASI
Di Indonesia perkataan deklamasi sudah ada sejak tahun 1950. Mendeklamasi puisi sudah dilakukan sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, baik di Malaysia ataupun di luar negeri. Orang yang melakukan deklamasi itu disebut “Deklamator” untuk lelaki dan “Deklamatris” untuk perempuan.
Deklamasi berbeda dengan menyanyi. Menyanyi adalah suatu kegiatan untuk melagukan suatu not-not do-re-mi ataqu not balok. Sedangkan deklamasi adalah membawakan pantun-pantun, syair, puisi atau sajak dengan menggunakan irama atau sajak yang  baik
3. BAHAN YANG DIDEKLAMASIKAN
Tidak semua pantun, sajak atau puisi dapat dideklamasikan, adkalanya cerpen dan novel juga bisa dideklamasikan karena kita harus memilih mana sajak, puisi, pantun-pantun yang baik dan menarik untuk dideklamasikan.

B. PEMENTASAN DRAMA
1. PENGERTIAN DRAMA
Kata drama berasal dari kata Yunani, draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi, dan sebagainya. Jadi, kata drama dapat diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud di pertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah teater. Drama yang memiliki muatan sastra mulai ada pada 1926, yaitu dengan lahirnya karya Rustam Effendi yang berjudul Bebasari.
2. MEMENTASKAN DRAMA
Drama ditulis dengan maksud dipentaskan. Jadi, kurang lengkap jika naskah drama tidak dipentaskan. Kita dapat menikmati dan mengapresiasi cerita drama secara lengkap melalui pementasan. Pementasan drama harus melibatkan berbagai unsur pendukung. Unsur tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu:Unsur utama, yang terdiri atas sutradara, pemain, teknisi (pekerja panggung), dan penonton. Unsur pendukung, yang terdiri atas pentas dan komposisinya, kostum, tata rias, pencahayaan, tata suara, dan ilustrasi musik. Pada saat akan menganalisis pementasan drama kamu bukan hanya melihat unsur utama dan unsur ceritanya saja (tokoh, konflik, latar, penggarapan bahasa, tema, dan pesan), melainkan harus melihat unsur pendukung. Berikut ini adalah langkah-langkah pementasan drama.
  1. Menyusun naskah berdasarkan ide asli atau saduran dari kisah-kisah yang telah ada.
  2. Lakukan pembedahan secara bersama-sama terhadap isi naskah yang akan dimainkan. Tujuannya agar semua calon pemain memahami isi naskah yang akan dimainkan itu.
  3. Calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga dapat mengenal masing-masing peran.
  4. Melakukan pemilihan peran (Casting). Tujuannya agar peran yang akan dimainkan desuai dengan kemampuan akting pemain.
  5. Mendalami peran yang akan dimainkan. Pendalaman peran dilakukan dengan mengadakan pengamatan di lapangan. Misalnya, kalau peran kita sebagai seoarang tukang jamu, lakukanlah pengamatan terhadap kebiasaan dan cara kehidupan para tukang jamu. Demikian pula jika kita berperan sebagai seorang raja.
  6. Sutradara mengatur teknis pentas, yakni dengan cara mengarahkan dan mengatur pemain. Misalnya, dari mana seorang pemain itu harus muncul dan dari mana mereka berada ketika dialog dimainkan (Blocking) .
  7. Pemain menjalani latihan secara lengkap, mulai dari dialog sampai pengaturan pentas (Running).
  8. Gladi Resik atau latihan terakhir sebelum pentas. Semua bermain dari awal sampai akhir pementasan tanpa ada kesalahan lagi.
  9. Pementasan yang akan dilaksanakan harus dengan pemain dan dekor yang siap dan lengkap.











Contoh Analisis Cerpen


GENGSI KARENA PUISI
Oleh : Nur Ardianzah

Saat pelajaran, Bu Ani memberikan pengumuman kepada siswa kelas Va. Bu Ani adalah wali kelas Va dan sekaligus guru mata pelajaran bahasa indonesia.
“Anak-anak. Mohon perhatiannya ! Ucap Bu Ani sambil berdiri di depan kelas.
“Besok tanggal 15 Agustus akan ada lomba baca puisi antar kelas V, apakah ada yang ingin mengikuti ? Silahkan angkat tangan !” kata Bu Ani dengan penuh semangat. Setelah menungu beberapa saat ada 4 anak yang berminat mengikuti lomba. Lomba tersebut diikuti oleh 4 kelas yaitu kelas Va,Vb, Vc, dan Vd. Setiap kelas wajib megirimkan wakilnya minimal 3 siswa.
“Apakah masih ada yang ingin ikut ?” Tanya Bu Ani. Dari luar kelas terdengar suara dengan kerasnya.
“Saya buk, saya ingin mengikuti lomba itu !” Jawab Andi dengan tergesa-gesa.
“Kamu terlambat lagi Andi !” Tanya Bu Ani dengan wajah marah.
“Saya tadi bangun kesiangan Buk.” Jawab Andi dengan rambut dan pakaian yang tidak rapi.
“Bu Ani sudah sering mendengar alasan itu, kamu tidak boleh terlambat lagi ya !” Ujar Bu Ani dengan lembutnya.
“Makasih Buk, saya berjanji untuk tidak mengulanginya lagi !” Jawab Andi. Bu Ani adalah guru yang baik hati dan disukai murid-muridnya.
Andi adalah salah satu murid yang nakal di kelas Va. Andi sering berbohong dan bertingkah-laku sombong di depan teman-temannya. Akhirnya waktu pulangpun tiba.
“Anak-anak sebelum pulang bagi yang ikut lomba baca puisi, silahkan melihat pengumuman persyaratan lomba di papan pengumuman !” Perintah Bu Ani.
Andi seakan tidak peduli dengan pengumuman itu. Andi adalah anak yang cukup populer di kelasnya. Ia mengikuti perlombaan itu supaya dianggap pandai oleh guru dan temannya. Sebenarnya Andi tidak dapat membawakan puisi dengan baik.
Keesokan harinya saat berangkat sekolah  Andi bertemu dengan Bambang yang berasal dari kelas Vb.
“Di, katanya kamu ikut lomba puisi itu ya ?” Tanya Bambang sambil memegang pundak Andi.
“Ya ikutlah, akukan pernah juara lomba baca puisi tingkat kecamatan tahun lalu .” Jawab Andi dengan sombongnya.
“Kalau begitu ayo kita buktikan siapa yang terbaik dalam lomba besok !” Ujar Bambang.
“Baiklah . . . ! Jangan nangis ya kalau kalah !” Jawab Andi dengan rasa percaya diri yang tinggi. Setelah itu mereka berngkat ke sekolah bersama-sama.
Pada saat istirahat Andi memikirkan perkataannya tadi pagi, Sebenarnya Andi tahu bahwa Bambang pernah mewakili kelas IV untuk lomba baca puisi tahun lalu, walaupun tidak menjadi juara pertama. Tetapi Bambang jauh lebih baik dari Andi yang bahkan belum pernah mengikuti lomba puisi. Ia hanya mementingkan gengsi semata.
Malam hari sebelum perlombaan, Andi merasa tidak percaya diri. Andi yang dikenal pemberani, akhirnya merasa takut dan kawatir dengan perlombaan puisi besok.
“Apa aku besok bolos ya ? Buat surat ijin lalu main game online di warnet.” Ucap Andi dalam hati.
“Tapi bagaimana kalau aku dianggap penakut oleh Bambang.” Ucap Andi dengan bingung.
Sementara itu siswa yang lain yang akan mengikuti lomba besok sedang mempersiapkan diri. Lomba puisi besok harus dilakukan dengan teknik deklamasi. Teknik deklamasi adalah teknik membawakan puisi dengan tanpa teks, dengan gerak tubuh, dan mimik yang tepat.  Andi bahkan tidak mengetahui hal tersebut, Yang ia tahu hanyalah bahwa lomba tersebut adalah lomba baca puisi, dengan puisi yang sudah disediakan panitia.
Akhirnya hari perlombaan tiba, karena terlalu memikirkan perlombaan itu Andi menjadi bangun kesiangan. Dengan tergesa-gesa Andi langsung berangkat sekolah,
“Andi berangkat dulu Bu !” Kata Andi sambil memakai sepatu.
“Kamu tidak sarapan dulu ?” Kata ibu sambil membuat the hangat.
“Tidak usah Bu !” Kata Andi
Perlombaan sudah dimulai ketika Andi tiba di sekolah. Andi medapat giliran maju nomor 9 sedangkan Bambang nomor 8. Andi langsung duduk di kursi yang di sediakan dan melihat Bambang yang sedang mendeklamasikan puisi. Andi sangat bingung, ia bahkan belum hafal puisi yang akan dibawakannya.
“Aduh . . .Gimana nih ! Aku belum hafal naskahnya.” Kata Andi dengan hati yang berdebar-debar.
“Ah … Aku harus tetap mencoba nanti apa kata teman-temanku kalau aku mengundurkan diri.” Ucap Andi dalam hati.
Akhirnya tiba saat Andi naik ke atas panggung dan membawakan puisi. Lalu ia membaca judulnya.
“PAHLAWANKU” Ucap Andi dengan penuh semangat. Baris demi baris ia baca dengan baik. Setelah itu ia tidak mendapat tepuk tangan dari penonton, tetapi malah mendengar ejekan dan tertawaan dari teman-temannya. Andi benar-benar merasa malu. Setelah perlombaan Bu Ani menghampiri Andi.
“Di, penampilan kamu tadi bagus kok ! tatapi kamu tidak boleh membaca naskah, kamu harus mndeklamasikannya !” Ujar Bu Ani sambil menyemangati Andi.
“Andi sudah tahu buk saat melihat Bambang tadi !” Jawab Andi
“Tapi, kenapa kalu tidak mengatakan kepada ibu. Kalau kamu belum siap ?” Tanya Bu Ani.
“Andi sudah terlanjur memberitahu kepada Bambang kalau Andi pernah menang lomba baca puisi tingkat kecamatan, Buk !” Jawab andi dengan raut wajah yang sedih.
“Ya sudah, sebaiknya kamu minta maaf kepada Bambang !” Perintah Bu Ani.
Setelah itu pemenang lombapun diumumkan. Ternyata yang memenangkan lomba adalah Bambang. Dengan berani Andi naik ke atas panggung dan memberi selamat kepada Bambang.
“Selamat ya Bang ! sebenarnya aku tidak bisa membaca puisi, tetap saja kamu yang terbaik.” Kata Andi sambil berjabat tangan dengan Bambang.
“Ya Di tidak apa-apa, lain kali jangan diulangi !” Jawab Bambang sambil tersenyum.
Andipun meminta maaf kepada semua teman-temannya. Andi berjanji untuk merubah sifatnya yang kurang baik.




Analisis Cerpen

Saya sebagai penulis mengakui bahwa cerpen yang saya tulis masih terdapat kesalahan. Kesalahan yang di sengaja maupun yang tidak disengaja. Di sini saya sebagai penulis akan mencoba menganalisis dari cerpen saya, mulai dari kekurangan-kekurangan bahkan sampai kelebihannya. Diantaranya sebagai berikut :

1.      Materi Deklamasi
   Cerpen di atas lebih banyak membahas tentang deklamasi puisi dan penulis sengaja tidak menampilkan materi kesalahan berbahasa , sintaksis, sematik dan materi yang lain itu adalah yang menjadi kelemahan cerpen ini.
2.      Kalimat efektif
   Cerpen di atas banyak yang tidak menggunakan kaliat efektif. Seperti pada kalimat – kalimat yang diucapkan oleh Bu Ani.
3.      Apresiasi puisi
Cerpen di atas juga lebih banyak membahas tentang apresiasi puisi yang sangat berguna bagi para pembaca khususnya siswa SD


Deklamasi


  A.    Pengertian Deklamasi
Deklamasi berasal dari bahasa latin yaitu declamare atau declaim,yang artinya membacakan suatu hasil sastra dengan lagu atau gerak tubuh sebagai alat bantu. Bahan yang dideklamsikan tidak hanya berupa pantun,puisi,sajak namun novel dan cerpen juga bisa dideklamasikan dengan memilih sajak puisi dan pantun yang baik,dan menarik untuk dideklamsikan. Orang yang menyampaikan berdeklamasi hasil karya sastra disebut deklmator untuk laki-laki dan deklamaktris untuk perempuan. Dalam pengertian ini jangan samakan deklamasi dengan menyanyi,karena menyanyi adalah suatu kegiatan melagukan suatu not-not do re mi,sedangkan deklamasi yaitu membawakan hasil karya sastra dengan meggunakan irama atau sajak yang baik.
  B.     Cara berdeklamasi
Sebelum berdeklamasi,kita harus memilih dulu pantun,syair,atau sajak yang baik untuk dideklamasikan. Pilihlah sajak atau puisi,pantun atau syair yang memiliki isi yang baik misal berupa nasehat. Mengenal isi tentunya kita dapat meminta bantuan,nasehat,petunjuk dan bimbingan kepada orang-orang yang lebih berpengalaman dan berpengetahuan atau ahli dalam bidang deklamasi.
  C.     Mempelajari Isi untuk mendeklamsikan puisi
Agar dalam mendeklamasikan puisi terlihat menarik,maka  harus memakai tanda-tanda tersendiri :
------- Diucapkan biasa saja
/ Berhenti sebentar untuk bernafas/biasanya pada koma atau di tengah baris
// Berhenti agak lama/biasanya koma di akhir baris yang masih berhubungan 
ertinya dengan baris berikutnya
/// Berhenti lama sekali biasanya pada titik baris terakhir atau pada penghabis
san puisi
^ Suara perlahan sekali seperti berbisik
^^ Suara perlahan sahaja
^^^ Suara keras sekali seperti berteriak
V Tekanan kata pendek sekali
VV Tekanan kata agak pendek
VVV Tekan kata agak panjang
VVVV Tekan kata agak panjang sekali
____/ Tekanan suara meninggi
____ Tekanan suara agak merendah
\
Cara meletakkan tanda-tanda tersebut pada setiap kata masing-masing orang berbeda tergantung kepada kemahuannya sendiri-sendiri. Dari sinilah kita dapat menilai: siapa orang yang mahir dan pandai berdeklamasi.
  D.    Bekal bagi Seorang Deklamator atau Deklamaktris
Seorang  deklamator / deklamaktris harus mempu memahami situasi sajak,latar belakang penulisan sajak serta isinya. Deklamator juga perlu mengetahui riwayat hidup penyair hal ini dimaksudkan agar deklamator mampu mengambarkan dalam syair yang akan diucapkan. Setelah memahami syair,selanjutnya deklamator akan mulai menghayati yakni memikirkan, meraskan,membayangkan apa-apa yang telah direnungkan,dirasakan dan dibayangkan oleh sang penyair. Bekal seorang deklamator atau deklamaktris diantaranya :
a.       Kepribadian,yakni gambaran atau kesan pertama ketika naik pentas:tenangkan diri,tidak mudah gugup,dan berwibawa serta yakin pada diri sendiri.
b.      Volume suara,bagaimana kejelasan serta pengaturan keras lemahnya suara.
c.       Lafal (artikulasi yang baik,dengan melatih bibir,gigi,lidah,langit-langit dan hidung agar menghasilan pengucapan yang baik)
d.      Deklamator harus hafal puisi.
Hal ini diperlukan agar deklamator tidak terpaku pada teks atau tulisan. Cara menghafal puisi yaitu mengingatnya sebaris demi sebaris dan kemudian serangkap demi serangkap serta berusaha mengerti setiap kata yang dicatatkan. Setelah hafal,barulah menggunakan mimik atau action.
e.       Deklamator harus mampu menjiwai puisi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjiwai puisi yaitu
1.      Pemahaman
2.      Peresapan
3.      Ekspresi
f.       Deklamator harus mengerti cara menghakimi.
Seorang deklamator perlu mengetahui penilaian hakim dalam suatu pentas agar nantinya deklamator paham apa-apa saja yang akan dinilai dari dirinya. Penilaian hakim terhadap deklamator meliputi:
1.      Penampilan
2.      Intonasi/tekanan kata demi kata
3.      Ekspresi / kesan wajah
4.      Mimik atau action.
g.                  Deklamator harus mampu memahami tat tertib nerdeklamasi.
1.      Berdirilah baik-baik di atas pentas yang telah tersedia.
2.    Pakaian harus menimbulkan kesan yang menarik dan menyenangkan.
3.     Menghadap kepada penonton, memandang ke sekeliling dengan airmuka yang berseri-seri, lalu memberi salam kepada hadirin dengan hormat, Dengan jalan menganggukkan kepala.
4.    Bacalah judul puisi dan sebut nama penulisnya dengan suara yang jelas/tepat dengan nada suara yang wajar.
5.    Berhenti beberapa detik, menyiapkan nafas, lalu mulailah pembacaan deklamasi itu sebaris demi sebaris, bait demi bait.
6.    Selama pembacaan puisi, perhatian harus tercurah kepada puisi itu sendiri dan jangan tergoda oleh hiruk pikuk suara atau bunyi lain terutama sekali penonton.
7.    Ketika pembacaan puisi itu selesai, berhentilah beberapa saat, melepaskan nafas, lalu menghormati penonton dan kepada para hakim.
8.     Biasakanlah dengan sikap yang tenang dan wajar ketika meninggalkan pentas dan tidak usah tergesa-gesa.

E. Penutup
a.       Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa deklamasi adalah suatu seni untuk membacakan suatu karya sastra dengan lagu atau gerak tubuh sebagai alat bantu.Tidak semua orang  dapat menjadi seorang deklamator/deklamatris. Deklamator /deklamatris harus mampu memilih karya sastra yang tepat untuk melakukan deklamasi. Selain itu mereka juga harus mempunyai bekal yang cukup untuk untuk dapat melakukan deklamasi dengan baik.
b.      Saran
Sebaiknya sebagai pemula bila kita ingin belajar deklamasi kita harus belajar deklamasi terhadap deklamator yang terampil. Karena belum tentu seorang yang pandai berbahasa indonesia dapat melakukan deklamasi.
F. Daftar Pustaka
Bungsu Ismaili (2008). Teknik Membaca Puisi Deklama). From http://hoesnaini.wordpress.com , 8 Desember 2008   
Djoko Pradojo Rakhmad.1993.Pengkajian Puisi.Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Dr Aftaradun.1990.Pengantar Apresiasi Puisi.Bandung : Angkasa

NB: KALAU ADA YANG KURANG DITAMBAHI...OK!!!!!

Unsur Kalimat



SUBJEK
  • Disebut juga pokok kalimat.
  • Merupakan unsur inti dari kalimat.
  • Biasanya berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan.
  • Untuk mencari subjek dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “siapa” dan “apa”.
Contoh :
      Ardi bermain bola.
      Siswa kelas VI sedang menjalani ujian.
      Melukis itu melatih kreatifitas

PREDIKAT
  • Merupakan unsur inti pada kalimat yang berfungsi untuk menerangkan subjek.
  • Biasanya berupa kata kerja atau kata sifat.
  • Untuk mencari predikat dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” dan “bagaimana”.
Contoh :
      Rini menyanyi dengan merdu.
      Tono  membaca buku.
      Ayah bekerja  di BUMN.      

OBJEK
  • Merupakan keterangan predikat yang erat hubungannya dengan predikat.
  • Biasanya terletak di belakang predikat.
  • Dalam kalimat pasif, objek menduduki fungsi subjek.
  • Terdiri dari dua macam yaitu objek penderita dan objek penyerta

  • Objek penderita adalah kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kolompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subjek.

  • Makna objek penderita :
·         Penderita
Contoh :  Pak Ali membajak sawah

·         Penerima
Contoh :    Ibu menjahit baju adik
           
·         Tempat
Contoh  :  Wisatawan mengunjugi Pulau Bali.

·         Alat
Contoh :    Andi melempar bola ke arah Budi.

·         Hasil
Contoh :    Anak-anak mengerjakan tugas pelajaran Bahasa Indonesia.


  • Objek penyerta adalah objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.

  • Makna objek penyerta :
·         Penderita.
Contoh :    Ibu membelikan adik buku baru.

·         Hasil.
Contoh :  Penjahit itu membuatkan ibu baju kebaya.


KETERANGAN
  • Mempunyai hubungan y ang renggang dengan predikat.
  • Jenis-jenis keterangan :

v  Keterangan tempat
Contoh :  Ayah akan perdi ke Surabaya

v  Keterangan alat
Contoh  :   Ibu memotong sayuran dengan pisau

v  Keterangan waktu
Contoh :    Andi belajar matematika pukul 8 malam

v  Keterangan tujuan
Contoh  :   Bayi harus minum susu supaya sehat

v  Keterangan penyerta
Contoh :    Ibu pergi ke pasar bersama kakak.

v  Keterangan cara
Contoh :    Bacalah buku itu dengan seksama

v  Keterangan similatif
Contoh  :   Pak Doni berbicara di rapat sebagai ketua panita

v  Keterangan sebab
Contoh  :   Toni tidak naik kelas karena malas belajar