Pages

Selasa, 14 Agustus 2012

8 Keterampilan Mengajar


BAB I
PEMBUKA

1 Latar Belakang Masalah

Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh factor kemampuan, motivasi, dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau lingkungan belajar, juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan mengajar. Keterampilan-keterampilan ini sudah sepantasnya dikuasai guru, lebih-lebih bagi guru sekolah dasar dalam menghadapi perilaku anak yang benar-benar unik.
            Keterampilan-keterampilan mengajar yang dimaksudkan itu paling tidak meliputi keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan menggunakan variasi, keterampilan member penguatan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.

   Rumusan Masalah
·         Apakah pengertian dari keterampilan mengajar ?
·         Apa sajakah macam-macam keterampilan mengajar yang dimiliki seorang guru ?
·         Mengapa keterampilan mengajar itu penting bagi seorang guru ?

Tujuan
·         Untuk mengetahui pengertian dari keterampilan mengajar
·         Untuk mengetahui macam-macam keterampilan yang harus dimiliki seorang guru
·         Untuk mengetahui pentingnya keterampilan mengajar bagi seorang guru


 BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Keterampilan Mengajar Guru
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu keterampilan mengajar dalam hal ini membelajarkan. Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh
Persepsi (Perception) yang berarti pengelihatan, keyakinan dapat dilihat atau dimengerti. Persepsi terjadi karena adanya stimulus atau rangsangan dari lingkungan sekitar, sehingga individu dapat memberikan makna atau menafsirkan sesuatu hal. Slameto (2010:102) menjelaskan bahwa “Persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan dengan indera yaitu, pendengaran, peraba dan penciuman”. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian makna yang dilakukan secara sadar berupa tanggapan atau pendapat individu terhadap suatu objek atau peristiwa yang diterima melalui alat indera.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan untuk menyelesaikan tugas”,  sedangkan mengajar adalah “melatih”. Jadi keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan.
Menurut Peraturan Pemerintah  nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi pedagogis, professional, kepribadian, dan sosial. Keterampilan dasar mengajar merupakan satu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif. 
 Macam-Macam Keterampilan Mengajar Guru
Menurut hasil penelitian ( Turney, 1979 ), terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang dianggap  berperan penting dalam menentukan keberhasilan pembelajarn. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan :
1    Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Pertanyaan yang diajukan guru akan mengandung unsure pengendalian atas pengajaran yang berlangsung, sehingga memungkinkan pengajaran menjadi menarik perhatian anak, menuntut mereka untuk berpikir dan menjawabnya dengan tepat. Pengajuan pertanyaan yang bermakna dan menarik perhatian anak sehingga anak benar-benar merasa senang dalam belajar, merupakan tugas guru yang mulia dan tidak sederhana.
Ada 4 alasan mengapa seorang guru perlu menguasai keterampilan bertanya :
a.       Pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan metode ceramahnya
b.      Kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat tidak membiasakan anak untuk bertanya sehingga keinginan anak untuk bertanya selalu terpendam
c.       Penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif ( CBSA ) dalam kegiatan pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara mental-intelektual
d.      Adanya anggapan bahwa pertanyaan yag diajukan guru hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa
Tujuan dari keterampilan bertanya :
a.       Merangsang dan meningkatkan kemampun berpikir peserta didik
b.      Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar
c.       Melatih peserta didik berpikir divergen
d.      Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
e.       Mencapai tujuan belajar
     Keterampilan bertanya di bedakan atas :
a.       Keterampilan bertanya dasar. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah: Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
b.      Keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

2  Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Tujuan memberi penguatan :
·         Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
·         Merangsang peserta didik berpikir yang baik
·         Menimbulkan perhatian peserta didik
·         Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
·         Mengendalikan dan mengubah sikap negative peserta didik dalam belajar kearah perilaku yang mendukung belajar
·         Memelihara iklim kelas yang kondusif

Jenis-jenis  penguatan :
a.       Penguatan verbal, yaitu penguatan yang paling mudah digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yang dapat diberikan dalam bentuk komentar, pujian, dukungan, pengakuan/dorongan yang diharapkan dapat meningkatkan tingkah laku dan penampilan siswa. Komentar , pujian dsb tersebut dapat diberikan dalam bentuk kata-kata dan kalimat.
b.      Penguatan non verbal, yaitu penguatan yang dapat ditunjukkan dengan cara sebagai berikut :
·   Mimik dan gerakan badan
·   Gerak mendekati
·   Sentuhan
·   Kegiatan yang menyenangkan
·   Pemberian symbol/benda
c.       Penguatan tak penuh, yaitu pengutan yang diberikan untuk jawaban atau respon siswa yang hanya sebagian benar , sedangkan bagian lainnya masih perlu diperbaiki. Kemudian, guru meminta siswa lain untuk memberikan jawaban yang masih perlu diperbaiki tersebut.

Prinsip-prinsip pemberian penguatan :
·         Kehangatan dan keantusiasan
·         Kebermaknaaan
·         Menghindari penggunaaan respon negative
·         Dapat bersifat pribadi atau kelompok
·         Memberikan kesan/dampak  positive kepada peserta didik

3  Keterampilan Mengadakan Variasi 
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
Tujuan keterampilan mengadakan variasi  antara lain adalah :
·         Mempertahankan kondisi optimal belajar
·         Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar
·         Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu
·         Mengembangkan keinginan siswa untuk mengetahui dan menyelidiki hal-hal baru
·         Meleyani gaya belajar siswa yang beraneka ragam
·         Meningkatkan kadar keaktifan / keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran
Jenis-jenis variasi :
·         Variasi dalam gaya mengajar, yaitu penggunaan variasi yang berkaitan dengan gaya mengajar guru, seperti variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, mengadakan kontak pandang, gerakan badan dan mimic, perubahan dalam posisi guru.
·         Variasi pola interaksi dan kegiatan, pola interaksi dalam kegiatan pembelajaran dapat bervariasi dari yang paling didominasi guru sampai yang berpusat siswa sendiri. Dilihat dari pengorganisasian siswa, pola interaksi dapat dibedakan atas pola interaksi klasikal, kelompok kecil, berpasangan, dan perorangan.
·         Variasi penggunaan media / alat bantu pembelajaran, alat bantu pembelajaran dapat divariasikan sesuai dengan fungsinya serta variasi kesensitifan indera para siswa. Sebagaimana diketahui ada siswa yang lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan, melihat, meraba, mencium atau diberi kesempatan untuk memanipulasi media/ alat bantu yang digunakan.

Prinsip-prinsip pengadaan variasi :
·         Gunakan varisi dengan wajar , jangan dibuat-buat
·         Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
·         Penggunaan variasi harus direncanakan dan sesuai dengan bahan, metode, karakteristik peserta didik

4  Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu :
a.       Keterampilan merencanakan penjelasan
Mencakup dua sub komponen, yaitu :
·         Merencanakan isi pesan (materi)
Mencakup tiga hal penting, yaitu :
Ø  Menganalisis masalah yang akan dijelaskan secara keseluruhan, termasuk unsure-unsur yang terkait dalam masalah itu
Ø  Menetapkan jenis hubungan antara unsure-unsur yang berkaitan tersebut
Ø  Menelaah hokum , rumus, prinsip atau generalisasi yang mungkin dapat digunakan dalam menjelaskan masalah yang ditentukan.
·         Menganalisis karakteristik penerimaan pesan
Karakteristik siswa yang perlu dianalisis antara lain mencakup : usia, jenis kelamin, jenjang kemampuan, latar belakang keluarga dan lingkungan belajar.
b.      Keterampilan menyajikan penjelasan
Keterampilan menyajikan penjelaskan terdiri atas komponen-komponen berikut :
·         Kejelasan
·         Penggunaan contoh dan ilustrasi
·         Pemberian tekanan
·         Balikan
Prinsip-prinsip keterampilan menjelaskan :
a.       Penjelasan harus bermakna dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
b.      Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik
c.       Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru
d.      Dalam menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang konkrit dan dihubungkan dengan kehidupan
e.       Penjelasan dapat diberikan diawal, tengah, maupun akhir pelajaran
f.       Penjelasan dapat diberikan bila peserta didik bertanya atau dapat juga atas rancangan guru
g.      Penjelasan harus diselingi tanya jawab

5  Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran yaitu usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam mebuka pelajaran guru harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran adalah kemampuan guru dalam mengakhiri kegiatan inti pelaran. Dalam menutup pelajaran guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Tujuan membuka pelajaran :
a.       Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran
b.      Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran
c.       Memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang harus dikerjakan siswa
d.      Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari
e.       Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar
Tujuan menutup pelajaran :
a.       Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung
b.      Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran
c.       Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru saja dikuasai
Prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran :
a.       Bermakna
Kegiatan yang dilakukan dalam membuka dan menutup pelajaran haruslah bermakna, artinya relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai dengan karakteristik siswa sehingga mencapai tujuan yang diinginkan, seperti menarik perhatian, meningkatkan motivasi, memberi acuan ,membuat kaitan, mereview atau menilai.
b.      Berurutan dan berkesinambungan
Agar prinsip berurutan an berkesinambungan guru hendaknya berusaha membuat susunan kegiatan yang tepat, yang sesuai dengan minat, pengalaman, dan kemampuan siswa, serta jelas kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya.

Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi :
a.       memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
b.      memperluas masalah atau urutan pendapat
c.       menganalisis pandangan siswa
d.      meningkatkan urunan pikir siswa
e.       menyebarkan kesempatan berpartisipasi
f.       menutup diskusi 
Syarat-syarat diskusi kelompok kecil :
·         jumlah anggota kelompok 3-9 orang
·         terjadinya tatap muka informal
·         ada tujuan yang ingin dicapai
·         berlangsung secara sistematis
Prinsip-prinsip penggunaaan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil :
a.       diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di jenjang kelas yang siswanya sudah mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan.
b.      Topik atau masalah yang di diskusikan haruslah topik/masalah yang memerlukan informasi/pendapat dari banyak orang untuk membahasnya atau memecahkannya.
c.       Diskusi kelompok di sekolah dasar masih memerlukan bantuan guru untuk membimbingnya.
d.      Diskusi harus berlangsung dalam iklim terbuka yang penuh persahabatan sehingga memungkinkan terjadinya sikap saling menghargai.
e.       Sebelum diskusi, guru hendaknya membuat perencanaan dan persiapan.
f.       Diskusi mempunyai kekuatan/keuntungan yang dapat di manfaatkan secara maksimal.
g.      Diskusi kelompok mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat menggagalkan atau tidak tercapainya tujuan diskusi.
h.      Guru hendaknya menghindari hal-hal seperti : menyelenggarakan diskusi dengan topic yang tidak sesuai, mendominasi diskusi dengan berbagai informasi, membiarkan terjadinya monopoli dan penyimpangan, tergesa-gesa meminta respon siswa, membiarkan siswa pasif/enggan berpartisipasi, tidak memperjelas uraian.

7   Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :
a.       Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mengembangkan kemampuannya secara optimal.
b.      Mempertahankan keadaan yang stabil dalam suasana kelas, sehingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi atau dihindari.
c.       Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disiplin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
d.      Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional, dan intelektual peserta didik dalam kelas.
e.       Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik.

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen-komponen  keterampilan, antara lain:
a.       Keterampilan yang bersifat preventif
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal seperti keterampilan menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan  petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur dan memberi penguatan
b.      Keterampilan yang bersifat represif
Keterampilan ini  berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respon yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa. Ada 3 pendekatan yang dapat diterapkan oleh guru dalam mengatasi  gangguan berkelanjutan, yaitu :
·         Memodifikasi tingkah laku
·         Pengelolaan kelompok
·         Menemukan serta mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah
Prinsip-prinsip pengelolaan kelas :
a.    Kehangatan dan keantusiasan guru sangat berperan dalam menciptakan iklim kelas yang menyenangkan.
b.   Kata-kata dan tindakan guru yang dapat menggugah siswa untuk belajar dan berperilaku baik akan mengurangi kemungkinan munculnya perilaku yang menyimpang
c.    Penggunaan variasi dalam mengajar dapat mengurangi terjadinya gangguan
d.   Keluwesan guru dalam kegiatan pembelajaran dapat mencegah munculnya gangguan
e.    Guru harus selalu menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative
f.    Guru hendaknya mampu menjadi contoh dalam menanamkan disiplin diri sendiri
g.   Guru hendaknya menghindari terjadinya hal-hal berikut :
·   Mencampuri kegiatan siswa secara berlebihan
·   Kesenyapan
·   Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
·   Penyimpangan yang berlarut-larut dari pokok pembahasan
·   Bertele-tele
·   Mengulangi penjelasan yang tidak perlu. 
8.      Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3- 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Ciri-ciri pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai berikut :
·         Terjadi hubungan ( interaksi) yang akrab dan sehat antara guru dan siswa serta siswa dengan  siswa
·         Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kemempuan, dan minatnya sendiri.
·         Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
·         Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi dan alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.
Peran guru dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai berikut :
·         Organisator kegiatan pembelajaran
·         Sumber informasi bagi siswa
·         Pendorong bagi siswa untuk belajar / motivator
·         Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa
·         Orang yang mendiagnosis kesulitan siswa dan member bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya           
·         Peserta kegiatan yang memepunyai hak dan kewajuban yang sama dengan peserta lainnya
                                                                                                                                               
Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kevil atau perorangan :
·         Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
·         Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
·         Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
·         Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi

Komponen katerampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
Komponen-komponen penting yang dapat dipelajari guru dalam mengembangkan pembimbingan kelompok kecil adalah :
·         Pemusatan perhatian
·         Memperjelas permasalahan
·         Menganalisis pandangan peserta didik
·         Meningkatkan urunan, pikiran psesrta didik
·         Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi
·         Mengadakan pendekatan secara pribadi
·         Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
·         Membimbing dan memudahkan belajar
·         Merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran
·         Menutup diskusi
Berbagai hal yang harus dihindari guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil adalaha :
·         Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topic pembicaraan
·         Membiarkan diskusi dikuasai/dimonopoli oleh peserta didik tertentu
·         Membiarkan peserta didik tidak aktif
·         Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik
·         Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahan masalah
·         Tidak merumuskan hasil diskusi dan tidak membentuk tindak lanjut
BAB III
PENUTUP

1.      Simpulan
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu keterampilan mengajar dalam hal ini membelajarkan. Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Sebagai seorang pendidik guru harus memiliki delapan keterampilan mengajar yaitu :
a.       Keterampilan bertanya
b.      Keterampilan memberi penguatan
c.       Keterampialan mengadakan variasi
d.      Keterampilan menjelaskan
e.       Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
f.       Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
g.      Keterampilan mengelola kelas
h.      Keterampilan membimbing kelompom kecil atau perorangan
2.      Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan para pembaca khususnya mahasiswa PGSD sebagai calon pendidik mampu menguasai ketrampilan – ketrampilan pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar